Naki Sumo, tradisi pertarungan bayi yang unik di Jepang, telah menjadi sorotan dunia karena keunikkannya. Pertarungan ini melibatkan bayi yang berusia sekitar satu tahun, yang dipertandingkan untuk melihat siapa yang bisa menangis lebih keras dan lebih lama.
Menurut sejarah, tradisi Naki Sumo sudah ada sejak abad ke-17 di Jepang. Pertarungan ini dilakukan sebagai bentuk doa untuk kesehatan dan kebahagiaan bayi. Meskipun terdengar kontroversial, namun para pendukung tradisi ini meyakini bahwa menangis adalah cara bayi untuk mengeluarkan energi negatif dan membersihkan jiwa mereka.
Menurut pakar budaya Jepang, Dr. Hiroshi Tanaka, “Naki Sumo bukanlah sekadar pertarungan untuk melihat siapa yang menang atau kalah. Ini adalah bentuk ritual yang dilakukan dengan penuh rasa hormat dan kepercayaan akan tradisi nenek moyang kami.”
Dalam setiap pertarungan Naki Sumo, para orang tua membawa bayi mereka ke hadapan seorang pendeta Shinto yang akan memulai ritual. Bayi-bayi ini kemudian ditempatkan di atas panggung dan dianjurkan untuk menangis sekuat mungkin. Orang tua berusaha untuk membuat bayi menangis dengan cara-cara yang tidak biasa, seperti memakai topeng yang menakutkan atau menyanyikan lagu-lagu yang sedih.
Menurut seorang pengamat budaya Jepang, Yuki Mori, “Naki Sumo adalah bagian dari warisan budaya Jepang yang perlu dilestarikan. Meskipun terdengar aneh bagi orang luar, namun bagi kami, ini adalah cara untuk menghormati tradisi nenek moyang dan memperkuat ikatan keluarga.”
Meskipun kontroversial, Naki Sumo tetap menjadi tradisi yang dilakukan setiap tahun di berbagai kuil di Jepang. Bagi masyarakat Jepang, tradisi ini merupakan bagian penting dari identitas budaya mereka dan merupakan cara untuk merayakan kehidupan dan kesejahteraan anak-anak mereka.