Festival Naki Sumo di Jepang telah menjadi salah satu acara budaya yang paling dinanti setiap tahunnya. Peserta dari berbagai penjuru Jepang akan berkumpul untuk mengikuti ritual unik ini, yang juga dikenal sebagai Festival Menangis.
Salah satu peserta yang menarik perhatian adalah Takeshi, seorang pria berusia 40 tahun yang telah mengikuti Festival Naki Sumo selama 10 tahun terakhir. Dia bercerita, “Saya merasa terhubung dengan tradisi nenek moyang kami melalui festival ini. Rasanya sangat membebaskan bisa mengekspresikan emosi melalui menangis di depan orang banyak.”
Menurut ahli budaya Jepang, Profesor Hiroshi, Festival Naki Sumo merupakan bagian penting dari warisan budaya Jepang yang harus dijaga dan dilestarikan. “Ritual menangis ini sebenarnya memiliki makna yang sangat dalam dalam tradisi Shinto Jepang. Dengan menangis, peserta melepaskan semua beban dan kesedihan yang mereka rasakan.”
Tak hanya itu, ada juga cerita menarik di balik peserta-peserta lainnya. Misalnya, Yoko, seorang wanita muda yang pertama kali mengikuti Festival Naki Sumo tahun ini. Ia mengaku bahwa awalnya merasa ragu dan malu untuk menangis di depan orang banyak, namun akhirnya merasa lega setelah melakukannya. “Saya merasa seperti semua beban yang ada di hati saya hilang setelah menangis di festival ini,” ujarnya.
Menurut Kohei, seorang pengamat budaya Jepang, Festival Naki Sumo merupakan momen penting bagi masyarakat Jepang untuk saling mendukung dan menguatkan satu sama lain. “Di tengah kesibukan dan tekanan hidup sehari-hari, festival ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk saling berbagi emosi dan menguatkan hubungan antar sesama.”
Dengan peserta dan cerita-cerita menarik di baliknya, Festival Naki Sumo terus menjadi salah satu acara budaya yang paling diantisipasi di Jepang. Bagi para peserta, festival ini bukan hanya sekedar acara tradisional, namun juga merupakan momen penting untuk menghargai dan merayakan warisan budaya nenek moyang mereka.