Fenomena Naki Sumo: Mengapa Bayi Menangis Diperlombakan?
Sudah pernah dengar tentang fenomena Naki Sumo? Ya, Naki Sumo adalah acara tahunan yang diadakan di Kuil Sensoji di Tokyo, Jepang, di mana bayi-bayi yang baru lahir dipertandingkan dalam sebuah perlombaan menangis. Tidak, Anda tidak salah baca. Bayi-bayi ini sebenarnya dipertandingkan untuk melihat siapa yang bisa menangis paling keras dan paling lama.
Tentu saja, reaksi awal kita mungkin adalah keheranan dan kebingungan. Kenapa ya bayi-bayi ini harus dipertandingkan? Apakah ini benar-benar baik untuk mereka? Apakah ini tidak menyiksa bayi-bayi tersebut?
Menurut Dr. Hiroshi Koyama, seorang pakar psikologi anak dari Universitas Tokyo, Naki Sumo sebenarnya memiliki tujuan yang baik. Menurutnya, acara ini merupakan tradisi yang sudah berlangsung selama ratusan tahun di Jepang dan bertujuan untuk membawa keberuntungan dan kesehatan bagi bayi yang berpartisipasi.
“Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dan mengekspresikan diri. Dengan menangis di acara Naki Sumo, bayi-bayi ini sebenarnya sedang melatih kemampuan komunikasi mereka,” jelas Dr. Koyama.
Namun, tentu saja tidak semua orang setuju dengan pendapat Dr. Koyama. Beberapa kritikus menganggap Naki Sumo sebagai bentuk eksploitasi terhadap bayi-bayi yang masih sangat rentan dan belum dapat memberikan persetujuan secara sadar.
Meski begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa Naki Sumo tetap menjadi salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat setempat. Banyak orang yang datang untuk menyaksikan acara ini dan percaya bahwa melihat bayi menangis dapat membawa keberuntungan bagi mereka.
Jadi, apakah Anda setuju dengan fenomena Naki Sumo ini? Apakah Anda melihatnya sebagai tradisi yang unik ataukah sebagai bentuk eksploitasi terhadap bayi-bayi yang masih sangat rentan? Yang jelas, Naki Sumo tetap menjadi perdebatan hangat di kalangan masyarakat Jepang dan dunia internasional.