Salah satu tradisi unik yang dapat ditemui di Jepang adalah Festival Naki Sumo. Festival ini merupakan pertarungan sumo anak-anak yang diadakan setiap tahun di berbagai kuil di Jepang. Naki Sumo sendiri memiliki arti “sumo menangis”, karena dalam pertarungan ini, anak-anak yang berpartisipasi harus berusaha membuat lawannya menangis.
Menurut Takeshi Yamamoto, seorang ahli budaya Jepang, Festival Naki Sumo merupakan bagian dari upacara tradisional yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. “Pertarungan ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki makna spiritual bagi masyarakat Jepang,” ujar Yamamoto.
Dalam Festival Naki Sumo, anak-anak yang berpartisipasi biasanya berusia antara satu hingga tiga tahun. Mereka akan ditempatkan di atas panggung dan dihadapkan satu sama lain. Para orang tua atau pendamping anak akan berusaha membuat anak mereka menangis, sementara wasit akan memastikan bahwa pertarungan berjalan dengan adil.
Menurut Hiroshi Tanaka, seorang peneliti budaya Jepang, Festival Naki Sumo merupakan cara bagi masyarakat Jepang untuk melatih keberanian dan ketahanan anak-anak sejak dini. “Dengan melalui pengalaman ini, anak-anak belajar menghadapi tantangan dan mengatasi rasa takut mereka,” ujar Tanaka.
Meskipun terdengar kontroversial bagi beberapa orang, Festival Naki Sumo tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya Jepang. Banyak orang yang percaya bahwa tradisi ini memiliki nilai yang mendalam dan tidak seharusnya dihapuskan.
Sebagai turis yang berkunjung ke Jepang, menghadiri Festival Naki Sumo dapat memberikan pengalaman budaya yang unik dan berkesan. Melihat anak-anak kecil berjuang dengan penuh semangat di atas panggung tentu akan meninggalkan kesan yang tak terlupakan.
Jadi, jika Anda berkesempatan untuk mengunjungi Jepang saat Festival Naki Sumo berlangsung, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan tradisi unik pertarungan sumo anak-anak ini. Siapa tahu, Anda juga bisa ikut merasakan kegembiraan dan kebanggaan yang dirasakan oleh orang-orang Jepang selama festival ini berlangsung.