Mengapa bayi naki sumo menangis? Pertanyaan ini seringkali muncul di benak para orangtua yang memiliki bayi dengan kebiasaan menangis yang tidak biasa. Mengetahui penyebab dan solusi dari perilaku ini sangat penting agar orangtua bisa memberikan perawatan yang tepat untuk si kecil.
Menurut dr. Aria Kusumadewa, seorang pakar anak, bayi naki sumo seringkali menangis karena mereka merasa tidak nyaman. “Bayi yang menangis dengan gaya seperti ini biasanya sedang merasa tidak senang dengan sesuatu, misalnya lapar, kedinginan, atau bahkan hanya butuh perhatian dari orangtuanya,” jelas dr. Aria.
Selain itu, faktor lingkungan juga bisa menjadi penyebab bayi naki sumo menangis. Menurut psikolog anak, dr. Budi Santoso, “Suara bising, cahaya yang terlalu terang, atau bahkan bau yang tidak disukai bayi bisa membuat mereka merasa tidak nyaman dan menangis dengan gaya naki sumo.”
Lalu, apa solusi untuk mengatasi masalah ini? Para ahli menyarankan agar orangtua lebih peka terhadap kebutuhan bayi dan mencoba mengidentifikasi penyebab menangisnya. “Perhatikan apakah bayi lapar, lelah, atau hanya ingin diperhatikan. Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada bayi adalah kunci utama untuk membuat mereka merasa nyaman dan tenang,” tambah dr. Aria.
Selain itu, menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman juga bisa membantu mengurangi intensitas menangis bayi. “Usahakan untuk menciptakan suasana yang tenang di sekitar bayi, kurangi suara bising dan cahaya yang terlalu terang. Hal ini akan membantu bayi merasa lebih nyaman dan mengurangi kemungkinan mereka menangis dengan gaya naki sumo,” jelas dr. Budi.
Dengan memahami penyebab dan solusi dari perilaku bayi naki sumo yang menangis, orangtua dapat memberikan perawatan yang lebih baik dan membuat si kecil merasa lebih nyaman. Jadi, jangan panik jika bayi Anda menangis dengan gaya naki sumo, tetapi cobalah untuk mencari tahu penyebabnya dan memberikan perhatian yang mereka butuhkan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi para orangtua yang memiliki bayi dengan kebiasaan menangis yang tidak biasa.