Setiap tahunnya, Jepang selalu menyelenggarakan berbagai festival yang unik dan menarik. Salah satunya adalah Pesona Festival Naki Sumo, sebuah acara yang melibatkan perlombaan menangis bayi. Lomba ini telah menjadi tradisi yang tetap di Jepang selama puluhan tahun.
Pesona Festival Naki Sumo merupakan acara yang diadakan di berbagai kuil dan kuil di seluruh Jepang. Peserta dari berbagai usia, mulai dari bayi hingga anak-anak kecil, akan bersaing untuk menjadi yang terbaik dalam menangis. Para peserta bayi akan diletakkan di pangkuan orang tua mereka, sementara para juri mencoba untuk membuat mereka menangis dengan berbagai cara.
Menurut Takeshi Suzuki, seorang ahli budaya Jepang, Pesona Festival Naki Sumo merupakan bagian dari tradisi yang bertujuan untuk membawa keberuntungan dan kesehatan bagi bayi. “Menurut kepercayaan Jepang, menangis bayi adalah tanda bahwa mereka sedang mengeluarkan negatifitas dari tubuh mereka. Dengan mengadakan lomba menangis bayi ini, orang percaya bahwa mereka bisa memberikan perlindungan dan keberuntungan bagi bayi tersebut,” jelas Suzuki.
Pesona Festival Naki Sumo tidak hanya menjadi acara yang menyenangkan bagi masyarakat Jepang, tetapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara. “Saya sangat terkesan dengan keunikan festival ini. Saya tidak pernah menduga bahwa menangis bayi bisa menjadi sebuah acara yang begitu meriah dan seru,” ujar Sarah, seorang turis asal Amerika Serikat yang hadir dalam acara tersebut.
Meskipun ada yang mengkritik festival ini sebagai hal yang aneh dan tidak pantas, namun Pesona Festival Naki Sumo tetap menjadi bagian dari warisan budaya Jepang yang patut dilestarikan. “Kita harus menghargai dan merawat tradisi-tradisi nenek moyang kita. Pesona Festival Naki Sumo adalah salah satu contoh bagaimana kita bisa menjaga warisan budaya kita dengan cara yang unik dan menyenangkan,” tambah Suzuki.
Dengan begitu, Pesona Festival Naki Sumo tetap menjadi acara yang dinanti-nantikan setiap tahunnya oleh masyarakat Jepang dan juga para wisatawan. Acara ini tidak hanya menjadi ajang untuk bersenang-senang, tetapi juga sebagai upaya untuk merawat dan melestarikan tradisi yang telah ada sejak lama di negeri Sakura tersebut.