Festival Naki Sumo merupakan salah satu tradisi aneh yang dilakukan di Jepang. Pada festival ini, bayi-bayi Jepang berani bertarung dalam sebuah kompetisi yang unik dan menarik. Tradisi ini telah menjadi bagian dari budaya Jepang selama puluhan tahun.
Menurut sejarahnya, Festival Naki Sumo dimulai sebagai cara untuk membawa keberuntungan bagi bayi yang lahir dalam tahun yang sama. Para orang tua membawa bayi mereka ke kuil lokal untuk bertarung dengan bayi lainnya sambil didoakan oleh pendeta. Dipercaya bahwa bayi yang menang akan menjadi bayi yang sehat dan kuat di masa depan.
Salah satu peserta Festival Naki Sumo, Hiroko Matsuda, mengungkapkan perasaannya tentang tradisi ini, “Saya merasa bangga melihat anak saya berani bertarung di festival ini. Saya percaya tradisi ini membawa keberuntungan bagi keluarga kami.”
Namun, tidak semua orang setuju dengan tradisi ini. Beberapa ahli mengkhawatirkan dampak psikologis yang mungkin dialami oleh bayi yang dipaksa untuk bertarung. Dr. Yuka Tanaka, seorang psikolog anak, mengatakan, “Saya berpendapat bahwa memaksa bayi untuk bertarung dalam kompetisi seperti ini dapat memberikan tekanan yang berlebihan pada mereka. Sebaiknya orang tua memberikan penghargaan dan dukungan kepada bayi mereka tanpa perlu melibatkan mereka dalam tradisi yang kontroversial seperti Festival Naki Sumo.”
Meskipun kontroversial, Festival Naki Sumo tetap menjadi bagian dari warisan budaya Jepang yang unik. Bagi sebagian orang, tradisi ini merupakan cara untuk merayakan keberanian dan kekuatan bayi-bayi Jepang. Namun, bagi yang lain, tradisi ini memicu perdebatan tentang etika dan perlindungan anak.
Dengan berbagai pendapat yang berbeda, Festival Naki Sumo tetap menjadi salah satu acara yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Jepang setiap tahunnya. Bagi mereka, tradisi ini merupakan bagian penting dari identitas budaya mereka yang harus dilestarikan dan dihormati.